SDN 1 Apuan, yang berlokasi di Banjar Apuan, Desa Apuan, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan. Sekolah dasar yang dulunya bernama Sekolah Rakyat (SR) ini, berdiri pada zaman kolonial Belanda pada 24 April 1924, jauh sebelum Indonesia Merdeka. Pada era penjajahan Belanda, pendirian sekolah tentu disambut baik untuk menjadikan masyarakat melek pengetahuan. Pun, kala itu tak semua masyarakat memiliki kesempatan mengenyam pendidikan. Bahkan, untuk mendapatkan murid, tetua desa sampai mendatangi calon siswa ke rumah-rumah. Menurut Bendesa Adat Apuan, I Ketut Murtana, S.Sn., salah satu tetua Apuan, yakni almarhum I Nyoman Widia, sempat melakukan hal itu pada zaman dulu. Sebagai juru tulis Desa, kakeknya itu dari pintu ke pintu rumah, mencari murid agar mau bersekolah. Upaya yang dilakukan I Nyoman Widia, yang juga seorang seniman dalang wayang kulit, sangat berhasil mendorong masyarakat untuk bersekolah. Jadi, patut bersyukur, kehadiran SDN 1 Apuan telah menjadikan kita insan-insan yang melek pengetahuan. SR ini merupakan cikal bakal berdirinya SD Apuan. Siswa SR hanya sekolah sampai kelas III. Baru pada tahun 1940, setelah berubah nama menjadi SD Apuan, siswanya belajar sampai kelas VI. Kemudian belakangan, karena murid sudah semakin banyak, kemudian ada program SD Inpres, tahun 1977 dimekarkan menjadi SDN 1 Apuan berlokasi di Banjar Apuan, SDN 2 Apuan bertempat di Banjar Kambangan dan SDN 3 Apuan di Banjar Jelantik. Bangunan SR Apuan dulunya berada di Kantor Kepala Desa Apuan. Setelah berubah nama menjadi Sekolah Dasar Apuan, ruang belajarnya pindah di Wantilan Banjar Apuan sekarang. Terkena gempa bumi tahun 1976, gedung SD ini mengalami kerusakan. Kemudian siswanya sempat belajar di wantilan Kahyangan Jagat Luhur Natar Sari Apuan (dulu merupakan lokasi Wantilan Banjar Apuan), berdindingkan klangsah. Kemudian, muncul pembangunan SD Inpres, SDN 1 Apuan pindah ke lokasi sekarang, di utara Banjar Apuan.